Apa yang Terjadi Pada Tubuh saat Berpuasa Sepanjang Hari? Ini yang Dikatakan oleh Pakar Kesehatan

Selama bulan Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk menjalani ibadah puasa dari sebelum matahari terbit hingga matahari terbenam selama 30 hari. Dalam ajaran Islam, puasa dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah yang memperkokoh pertumbuhan spiritual dan memperdalam hubungan individu dengan Tuhan. Selain itu, puasa juga dianggap sebagai sarana untuk melatih disiplin diri dan menunjukkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung.

Selain memiliki dimensi spiritual, puasa juga memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa efeknya:

Peningkatan Kesehatan Pencernaan Menurut sejumlah ahli gastroenterologi dan endokrinologi, puasa Ramadan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik, khususnya pada sistem pencernaan.

Baca Juga : Apakah Pisang Dapat Menurunkan Gula Darah?

Dr. Adeeb El-Ghalayini, seorang ahli gastroenterologi dan endoskopi, menjelaskan bahwa berpuasa selama sebulan memiliki manfaat luar biasa bagi mereka yang mengalami masalah pencernaan kronis atau mereka yang ingin menjaga kesehatan pencernaan mereka.

El-Ghalayini menekankan bahwa untuk mendapatkan manfaat optimal perancatoto dari puasa Ramadan, penting untuk menjaga pola makan yang sehat, bersih, dan ringan. Hal ini karena puasa memungkinkan tubuh untuk melakukan detoksifikasi dan meningkatkan kekebalan terhadap bakteri dan virus yang mungkin telah terakumulasi dalam sistem pencernaan selama bertahun-tahun.

“Tujuan utamanya adalah memberikan istirahat bagi sistem pencernaan kita agar flora normal dan sehat yang melapisi lambung dan usus kita dapat berkembang biak dan menghilangkan bakteri jahat yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri, dan refluks asam,” kata El-Ghalayini.

Selain itu, flora usus yang sehat juga akan meningkatkan penyerapan nutrisi, memberikan sumber energi yang lebih besar, dan mengurangi rasa lelah selama Ramadan.

Meskipun memiliki manfaat untuk pencernaan, dr. Mario Budi Purwanegara Tambunan, SpPD-KGEH, menyarankan agar mereka yang menderita masalah pencernaan parah sebaiknya tidak memaksakan diri untuk berpuasa.

“Terkadang, bila seseorang mengalami gejala seperti refluks asam yang parah, dengan sensasi terbakar di dada, disertai dengan rasa panas, puasa dapat diberhentikan sementara untuk evaluasi lebih lanjut,” katanya.

Menurut dr. Mario, meskipun pola makan yang teratur selama puasa dapat membantu mengatasi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), tetapi pengalaman setiap individu dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing.

Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Jantung Para ahli jantung telah menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan jantung baik pada orang yang memiliki masalah kardiovaskular maupun yang tidak.

“Puasa memiliki dampak positif pada faktor risiko kardiovaskular seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, meningkatkan sensitivitas insulin, dan membantu penurunan berat badan, yang semuanya dapat mengurangi risiko serangan jantung atau stroke di masa mendatang,” kata Dr. Seraj Abualnaja, seorang konsultan ahli jantung.

Meskipun memiliki manfaat, Abualnaja menyarankan agar individu dengan riwayat masalah jantung berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa selama Ramadan.

Mengatur Kadar Gula Darah Ahli endokrinologi juga mencatat bahwa puasa dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin, yang bermanfaat bagi penderita diabetes atau orang yang berisiko mengalami kondisi tersebut.

Ahmed BaSaeed, seorang konsultan endokrinologi, menyatakan bahwa puasa dapat membantu mengontrol kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes tipe 2, karena mengurangi asupan makanan selama periode tertentu.

BaSaeed menekankan pentingnya menghindari makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti roti putih, permen, dan pasta, yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk memperhatikan pola makan yang seimbang dengan peningkatan asupan protein.

“Pasien diabetes harus memantau kadar gula darah mereka secara teratur, terutama jika mereka menggunakan insulin atau obat-obatan yang dapat menyebabkan hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah,” katanya.

Jika kadar gula darah turun di bawah 70 miligram per desiliter, orang yang memiliki diabetes disarankan untuk segera berbuka puasa.

Sumber : DetikHealth

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *