Dokter Bagikan Tips Sederhana Agar Tidak Terlalu Rakus Saat Berbuka Puasa

Salah satu masalah umum yang dihadapi banyak orang saat berbuka puasa adalah sulit mengendalikan diri sehingga cenderung terlalu rakus saat makan. Konsumsi makanan berlebihan tentu saja bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menghindari rasa rakus ini? Dokter dari Program Studi Kedokteran Keluarga FKUI, dr. Marinda Asiah Nuril Haya, MMed Sci, PhD, menjelaskan bahwa otak manusia cenderung konsumtif saat lapar.

Menurutnya, kecenderungan ini tidak hanya terjadi saat berbelanja makanan, tetapi juga saat berbelanja barang lainnya.

Baca Juga : Apakah Kekurangan Vitamin C Menyebabkan Sariawan Sering Terjadi? Ini Penjelasan Dokter

“Jadi, otak kita memiliki kecenderungan untuk lebih konsumtif saat kita lapar. Dan ini tidak hanya berlaku untuk makanan. Semua jenis belanjaan, termasuk pakaian, kita akan lebih rakus dalam kondisi lapar,” ungkap dr. Nuril.

Oleh karena itu, saat berpuasa, dr. Nuril menyarankan masyarakat toto26 untuk mengenali kapasitas tubuh mereka. Jika sudah terlanjur membeli makanan terlalu banyak, sebaiknya konsumsi dilakukan secara bertahap.

“Jika kita sudah terlanjur rakus dan membeli kolak, biji salak, es buah, dan sebagainya, usahakan untuk tidak mengonsumsinya semua sekaligus. Mulailah dengan satu jenis makanan terlebih dahulu, kemudian makanlah kurma yang berserat,” kata dr. Nuril.

“Berikan waktu pada tubuh untuk merespons gula yang masuk,” tambahnya.

Menurut dr. Nuril, otak memerlukan waktu untuk menerima sinyal dari tubuh bahwa makanan telah masuk dan menciptakan rasa kenyang. Jika langsung mengonsumsi dalam jumlah besar, risiko kekenyangan dan kantuk juga akan meningkat.

Hal ini tentu saja dapat memengaruhi kualitas ibadah selama bulan puasa.

“Mulailah dengan makanan kecil menunggu waktu salat Maghrib. Setelah itu, barulah makanan besar yang mengandung serat seperti sayuran atau buah-buahan. Ketika makanan yang mengandung serat masuk ke dalam lambung, lambung akan mulai terisi dan memberi sinyal kepada otak bahwa lambung sudah mulai penuh,” jelas dr. Nuril.

Sumber : DetikHealth

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *